Scroll untuk melanjutkan berita!
Iklan di Solusiindonesia.com
Internasional

Peringatan Dua Tahun Serangan 7 Oktober Diwarnai Aksi Bela Palestina di Berbagai Negara

×

Peringatan Dua Tahun Serangan 7 Oktober Diwarnai Aksi Bela Palestina di Berbagai Negara

Sebarkan artikel ini
Ratusan mahasiswa dan staf dari berbagai universitas di London dan berbagai tempat di Inggris bergabung dalam protes menuntut diakhirinya perang di Gaza / FOTO: tangkapan layar

Solusiindonesia.com — Para pengunjuk rasa di berbagai negara turun ke jalan untuk mengecam perang di Gaza, bertepatan dengan peringatan dua tahun serangan Hamas ke Israel yang menandai awal konflik mematikan dan berkepanjangan di Timur Tengah.pada Selasa (09/10/2025)

Mengutip dari AP News, lebih dari seribu pendukung Palestina berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat. Mereka menentang blokade Israel terhadap Gaza serta penahanan para aktivis Armada Global Sumud yang gagal menembus wilayah tersebut pekan lalu.

Dengan mengibarkan bendera Palestina dan meneriakkan slogan “Bebaskan Palestina”, massa menuntut pembebasan para aktivis serta mengutuk dua tahun aksi militer Israel yang menelan puluhan ribu korban. Lebih dari 1.000 aparat dikerahkan untuk menjaga keamanan di sekitar kedutaan.

Indonesia, sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia dan tanpa hubungan diplomatik dengan Israel, menjadi salah satu pusat perhatian protes global kali ini.

Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik 251 lainnya bertepatan dengan hari besar keagamaan Yahudi. Sebagian sandera telah dibebaskan melalui gencatan senjata atau kesepakatan pertukaran.

Sebagai balasan, operasi militer Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 67.000 orang, menghancurkan sebagian besar wilayah, memaksa sekitar 90 persen dari dua juta penduduknya mengungsi, dan menciptakan krisis kemanusiaan besar-besaran. Para ahli memperingatkan bahwa Kota Gaza kini menghadapi ancaman kelaparan.

Konflik ini juga menjalar ke seluruh kawasan, menyeret Israel ke dalam pertempuran dengan Hizbullah di Lebanon, pemberontak Houthi di Yaman, serta kelompok bersenjata di Irak dan Suriah, yang semuanya memiliki keterkaitan dengan Iran. Negara itu sendiri mengalami kerugian besar dalam perang 12 hari melawan Israel pada Juni lalu.

Kedutaan Besar AS di berbagai negara Eropa termasuk di Armenia, Belgia, Jerman, Yunani, dan Spanyol mengeluarkan peringatan keamanan kepada warganya untuk tetap waspada terhadap potensi ancaman dan demonstrasi.

Di Jepang, ratusan orang, termasuk warga Palestina, turun ke jalan-jalan Tokyo menuntut gencatan senjata dan pembebasan sandera. Aksi serupa juga digelar di Osaka dan sejumlah kota besar lain.

Salah satu peserta, Lena Grace Suda (30), menyerukan sanksi terhadap Israel.

“Mengakui negara Palestina saja tidak cukup jika Anda masih terlibat dalam genosida,” ujarnya.

Sejumlah pakar dan lembaga di bawah PBB juga menyebut tindakan Israel di Gaza sebagai bentuk genosida tuduhan yang dibantah keras oleh Israel.

Di Taiwan, dukungan untuk Palestina ditunjukkan lewat acara menyalakan lilin.

Sementara itu, di Inggris, ratusan mahasiswa dan staf universitas di London serta kota lainnya tetap berunjuk rasa meski Perdana Menteri Keir Starmer memperingatkan bahwa aksi tersebut bisa memicu gelombang antisemitisme.

Starmer menilai demonstrasi pada hari peringatan 7 Oktober “tidak mencerminkan jati diri Inggris” dan tidak pantas dilakukan. Namun, banyak peserta protes tetap turun ke jalan membawa bendera dan poster pro-Palestina.

“Jika Anda menganggap bahwa aksi protes saya untuk memperjuangkan hak asasi manusia menyinggung Anda, maka itu masalah Anda,” kata Muhlisa Husainova (19 tahun).

Ketegangan meningkat di Inggris setelah serangan terhadap Sinagoga Jemaat Ibrani Heaton Park di Manchester oleh seorang warga naturalisasi asal Suriah, yang menewaskan dua orang dan melukai tiga lainnya.

Pemerintah kemudian memperketat keamanan dan mempertimbangkan memberi polisi kewenangan baru untuk membatasi demonstrasi yang dianggap mengganggu ketertiban umum.

Di Amerika Selatan, Presiden Argentina Javier Milei pendukung setia Israel memimpin acara peringatan 7 Oktober di Buenos Aires yang dihadiri sekitar 15.000 orang. Dalam suasana seperti konser, Milei memimpin massa menyanyikan “Hava Nagila”, lagu tradisional Ibrani.

“Israel adalah benteng Barat, dan itulah mengapa teroris dan sayap kiri bersatu,” ujar Milei. “Mereka tahu dengan menghancurkan Israel, mereka menghancurkan dunia dan budaya Yahudi-Kristen.”

Dukungan bagi Palestina juga terlihat di Istanbul, Turki. Menara Galata yang ikonik diterangi warna bendera Palestina, sementara ratusan warga berpartisipasi dalam aksi damai menyerukan diakhirinya kekerasan di Gaza.

Sebagai langkah keamanan, otoritas Turki membatalkan konser penyanyi Inggris Robbie Williams yang sedianya digelar malam itu.

Image Slide 1
Instagram Solusiindonesia