Solusiindonesia.com — Malam baru saja turun di Kota Malang, namun sejumlah petugas berseragam biru masih tampak sigap di pinggir jalan. Di antara gemuruh alat berat dan genangan sisa hujan, mereka sibuk memeriksa jaringan pipa air yang melintang di bawah permukaan tanah.
Inilah keseharian tim teknis Perumda Air Minum Tugu Tirta, yang dalam beberapa pekan terakhir harus bekerja ekstra keras menjaga pasokan air tetap mengalir ke rumah-rumah pelanggan.
Gangguan aliran air yang sempat dirasakan sebagian warga ternyata bukan tanpa sebab. Sejumlah proyek pembangunan drainase tengah berlangsung di berbagai titik kota, salah satunya proyek besar milik Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Timur di sepanjang ruas Jalan Soekarno–Hatta.
Di waktu bersamaan, Pemerintah Kota Malang juga mengerjakan perbaikan serupa di beberapa lokasi, mulai Jalan Cengger Ayam Dalam, Kolonel Sugiono, hingga Ki Ageng Gribig.
Di balik upaya memperbaiki saluran air kota, muncul tantangan lain: aktivitas alat berat yang tak jarang bersinggungan dengan pipa distribusi aktif milik Tugu Tirta. Setiap kali terjadi benturan, risiko kebocoran pun mengintai dan itu berarti gangguan distribusi air untuk ribuan pelanggan.
“Kadang dalam sehari kami bisa dapat laporan dua sampai tiga kebocoran akibat proyek,” tutur Priyo Sudibyo, Direktur Utama Perumda Tugu Tirta. “Begitu dapat laporan, tim langsung bergerak, bahkan tengah malam pun kami turun untuk memastikan perbaikan bisa segera dilakukan.”
Langkah cepat itu menjadi rutinitas baru bagi tim teknis Tugu Tirta. Mereka tak hanya memperbaiki pipa yang bocor, tapi juga melakukan patroli malam hari guna mengawal pekerjaan proyek di sekitar jaringan pipa utama. Tujuannya jelas: mencegah insiden serupa terjadi kembali.
Priyo menegaskan, pihaknya terus menjalin komunikasi intensif dengan pelaksana proyek agar bekerja lebih hati-hati.
“Kami sudah meminta agar pengamanan lebih diperketat. Kerusakan ini kan bukan karena kelalaian kami, tapi akibat aktivitas proyek yang memang bersinggungan langsung dengan pipa distribusi,” ujarnya.
Meski situasi ini menambah beban operasional dan teknis perusahaan, semangat pelayanan tetap menjadi prioritas. Priyo tak menampik bahwa kondisi tersebut sempat mengganggu kenyamanan pelanggan. Karena itu, pihaknya menyampaikan permohonan maaf dan memastikan upaya pemulihan terus dilakukan.
“Kami paham, tidak mudah bagi pelanggan saat aliran air terganggu. Tapi percayalah, tim kami di lapangan bekerja tanpa henti agar air segera kembali mengalir,” ucapnya dengan nada penuh empati.
Sebagai bentuk tanggung jawab pelayanan, Tugu Tirta menyiapkan layanan air tangki gratis bagi pelanggan terdampak. Cukup dengan menghubungi nomor 08113550800, pelanggan bisa mendapatkan suplai air bersih ke rumah masing-masing. Selain itu, masyarakat juga dapat melapor jika menemukan kebocoran atau aktivitas proyek yang berpotensi mengganggu jaringan pipa melalui Hotline 0341-715103, WhatsApp 081130763119, atau situs resmi www.perumdatugutirta.co.id.
Informasi terkini seputar perbaikan dan potensi gangguan pun rutin diperbarui lewat media sosial dan kanal informasi resmi Tugu Tirta.
Di tengah hiruk pikuk proyek drainase yang menjadi bagian dari pembangunan kota, Tugu Tirta memilih untuk tetap berada di garis depan — bukan hanya menjaga infrastruktur air, tapi juga memastikan kenyamanan warga Malang tetap mengalir bersama setiap tetes air yang mereka salurkan.
“Kami berterima kasih atas pengertian dan kesabaran pelanggan. Dukungan mereka menjadi semangat bagi kami untuk terus menjaga pelayanan air bersih bagi seluruh warga Kota Malang,” tutup Priyo. (*)










