Solusiindonesia.com – Lensa wide menjadi pilihan utama para fotografer yang ingin menangkap bidang pandang lebih luas dalam satu frame. Meski memiliki tantangan tersendiri, penggunaan lensa wide seperti 50mm hingga 35mm pada kamera DSLR, terbukti mampu menghasilkan foto dengan efek artistik yang khas, termasuk latar buram (bokeh) dan ketajaman objek utama yang menonjol.
Fotografer asal Kota Batu, Eko Sabdianto, mengungkapkan bahwa lensa wide sangat cocok digunakan dalam fotografi jarak dekat karena mampu mencakup banyak elemen dalam satu jepretan. “Semakin pendek panjang fokusnya, semakin lebar bidang pandang yang dihasilkan. Namun tetap bisa menghasilkan efek bokeh yang tajam dan estetis,” ujar Eko, Selasa (24/6/2025).
Menurutnya, keunggulan lain dari lensa wide adalah kemampuannya menghasilkan distorsi pada tepian objek, yang justru memberi efek dramatis dan menjadi nilai tambah bagi foto. “Itulah mengapa lensa ini populer untuk memotret dalam ruangan atau saat ingin menampilkan kesan luas,” tambahnya.
Lebih lanjut, Eko yang juga founder RB MODELS UNITY menjelaskan, meskipun secara teknis perbedaan antara lensa wide dan lensa ultra wide tidak terlalu signifikan, namun tingkat kesulitannya berbeda. Lensa ultra wide, menurutnya, membutuhkan keahlian khusus dalam penanganannya.
“Banyak fotografer yang mengira semakin lebar lensa maka hasilnya akan otomatis bagus. Padahal, penggunaan lensa ultra wide memerlukan pendekatan teknis, terutama dalam mengelola distorsi dan menentukan komposisi yang tepat,” paparnya.
Ia menambahkan bahwa distorsi dari lensa ultra wide sebenarnya bisa dimanfaatkan secara kreatif untuk menonjolkan foreground atau subjek utama. “Objek yang berada dekat lensa akan terlihat jauh lebih besar, sementara latar belakang menjadi mengecil. Ini memberi kesan perspektif unik dan sangat menarik jika dimaksimalkan dengan benar,” terang Eko.
Namun, ia juga mengingatkan pentingnya seleksi objek yang akan dimasukkan ke dalam frame. “Lensa wide bisa menangkap banyak objek sekaligus, termasuk yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, penting mempertimbangkan komposisi sejak awal agar saat proses editing tidak perlu terlalu banyak melakukan cropping,” tegasnya.
Dalam praktiknya, Eko membagikan sejumlah tips teknis penggunaan lensa wide. Di antaranya adalah pengaturan sudut pengambilan gambar agar mengurangi distorsi, menjaga level kemiringan kamera, dan memilih jarak yang tepat dengan objek agar ruang terlihat natural.
“Misalnya saat memotret dalam ruangan, jangan terlalu tinggi atau rendah saat mengambil gambar. Kemiringan satu derajat pun bisa memengaruhi hasil akhir,” jelasnya. Ia juga menyarankan menggunakan depth of field (DoF) sesuai kebutuhan dan tidak terpaku pada angka f kecil semata.
Sebagai penutup, Eko memberikan contoh lensa Canon 24mm f/1.4 yang sangat cocok untuk potret wajah (portrait), meskipun secara umum tergolong ultra wide. “Dengan bukaan besar, lensa ini bisa menciptakan bokeh yang lembut dan tetap mempertahankan karakter tajam pada subjek. Ini menjadikannya pilihan favorit saya untuk portrait yang estetik,” pungkasnya.
Catatan Redaksi: Eko Sabdianto adalah fotografer profesional asal Kota Batu yang telah berkiprah sejak tahun 2004. Ia juga merupakan pendiri komunitas RB MODELS UNITY yang aktif di dunia fotografi model dan kreatif. (*)