Solusiindonesia.com — ketegangan diplomatik antara Iran dan Amerika Serikat Kembali memanas setelah Presiden AS, Donald Trump, mengklaim telah menyelamatkan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei dari “kematian yang buruk dan memalukan”.
Pernyataan Trump tersebut disampaikan melalui platform Truth Social miliknya dan tentu saja memicu amarah pemerintah Iran. Menteri Luar Negeri Iran (Menlu), Abbas Araghchi, menyebut komentar Trump sebagai Tindakan yang tidak pantas.
“Jika Presiden Trump sungguh-sungguh ingin mencapai kesepakatan, ia harus mengesampingkan nada tidak sopan dan tidak dapat diterima terhadap Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei, dan berhenti menyakiti jutaan pendukungnya yang tulus,” tulis Araghchi di akunnya di platform media sosial X, dilansir dari kantor berita AFP, Sabtu (28/06/2025).
Sebelumnya Amerika Serikat turut meluncurkan serangan ke tiga fasilitas nuklir di Iran, bergabung dalam kampanye Udara Israel selama konflik yang berlangsung 12 hari.
Trump juga menuduh Khamenei tidak tahu berterima kasih, mengklaim telah menahan militer AS dan Israel untuk tidak membunuh pimpinan tertinggi Iran.
Saya tahu persis di mana dia berada. Saya menyelamatkan hidupnya, dan tak sekalipun ia mengatakan ‘terima kasih’,” tulis Trump.
Ia menambahkan bahwa sebelumnya sempat membuka peluang untuk melonggarkan sanksi terhadap Teheran, namun menarik kembali upaya itu setelah merasa tidak dihargai oleh pihak Iran.
Di sisi lain, Iran membantah akan melanjutkan pembicaraan nuklir dengan AS dalam waktu dekat, meski Trump sempat menyebut bahwa perundingan akan segera dimulai minggu depan.
Cek Berita Lainnya di 
