Solusiindonesia.com — Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyampaikan bahwa sebanyak 170.000 metrik ton makanan, obat-obatan, dan bantuan kemanusiaan lainnya siap dikirim ke Jalur Gaza. Pada Kamis (09/10/2025)
PBB kini menunggu lampu hijau dari Israel untuk membuka akses bantuan secara besar-besaran bagi lebih dari dua juta warga Palestina, menyusul tercapainya kesepakatan gencatan senjata.
Kepala kemanusiaan PBB, Tom Fletcher, menjelaskan bahwa selama beberapa bulan terakhir, pihaknya dan mitra-mitra kemanusiaan hanya bisa menyalurkan sekitar 20% dari total bantuan yang sebenarnya dibutuhkan.
Menurut Fletcher, kesepakatan gencatan senjata membuka peluang besar untuk memperluas jalur distribusi bantuan.
“Mengingat tingkat kebutuhan, tingkat kelaparan, tingkat kesengsaraan dan keputusasaan, akan dibutuhkan upaya kolektif yang besar, dan untuk itulah kami dimobilisasi,” ujarnya. “Kami benar-benar siap untuk bergerak dan memberikan bantuan dalam skala besar.”
Kesepakatan yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump menjadi momen penting setelah dua tahun perang yang membuat situasi kemanusiaan Gaza memburuk. Pada Rabu (08/10/2025)
Serangan Israel yang meluas dan pembatasan bantuan selama konflik telah memicu krisis kelaparan parah di sejumlah wilayah.
Perang dimulai setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 orang. Konflik tersebut menimbulkan dampak besar: puluhan ribu warga Palestina tewas, ketegangan meluas di kawasan, dan posisi Israel di panggung internasional menjadi semakin terisolasi, termasuk di PBB.
Berbicara dari Riyadh, Fletcher menegaskan bahwa PBB telah “meminta, menuntut, dan memohon akses,” dan berharap izin tersebut dapat diperoleh dalam beberapa hari mendatang.
Sementara itu, Israel menuduh Hamas menyedot bantuan tanpa menyajikan bukti pengalihan skala besar dan menyalahkan badan-badan PBB atas keterlambatan distribusi.
Pemerintah Israel juga menunjuk Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), kontraktor yang didukung Israel dan AS, sebagai penyedia utama bantuan pangan sejak Mei. Namun, juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan pada Kamis bahwa ia tidak mengetahui peran GHF dalam masa gencatan senjata saat ini.
Fletcher menyebut bahwa rencana distribusi PBB mengikuti proposal gencatan senjata 20 poin yang diajukan oleh Amerika Serikat. Rencana tersebut menempatkan PBB sebagai aktor sentral dalam operasi kemanusiaan.
Selama 60 hari pertama gencatan senjata, PBB menargetkan peningkatan jumlah truk bantuan yang masuk ke Gaza menjadi 500–600 per hari. Bantuan pangan akan menyasar 2,1 juta orang serta 500.000 penerima tambahan untuk suplemen gizi.
“Kelaparan harus diatasi di daerah-daerah yang telah dilanda kelaparan dan dicegah di daerah-daerah lain,” ujar Fletcher. Ia menambahkan, jatah makanan khusus akan disalurkan bagi kelompok paling rentan, dan dukungan akan diberikan kepada toko roti serta dapur umum.
Selain bantuan pangan, PBB juga akan mengirimkan obat-obatan dan peralatan kesehatan untuk memulihkan sistem kesehatan Gaza yang hancur, memperluas layanan kesehatan darurat dan primer including kesehatan mental dan rehabilitasi serta meningkatkan kapasitas evakuasi medis dan penanganan krisis dengan tambahan tim tanggap darurat.










