Scroll untuk melanjutkan berita!
Iklan di Solusiindonesia.com
Malang Raya

Saifudin Zuhri Dorong Kemandirian Ekonomi Lewat Pengelolaan SDA di Malang Raya

×

Saifudin Zuhri Dorong Kemandirian Ekonomi Lewat Pengelolaan SDA di Malang Raya

Sebarkan artikel ini
Anggota Komisi A DPRD Provinsi Jawa Timur dari Fraksi PDI Perjuangan, Saifudin Zuhri, S.H.I., menggelar kegiatan sarasehan di Pendopo Dewi Sri, Desa Wisata Sidorejo Indah Jabung Malang.

Solusiindonesia.com – Dunia tengah menghadapi revolusi kecerdasan buatan (AI) yang perlahan menggeser peran manusia di berbagai sektor. Namun, sektor pertanian dan pengelolaan sumber daya alam justru menjadi titik kuat yang tidak bisa direbut oleh mesin.

Itulah pesan tegas yang disampaikan Anggota Komisi A DPRD Jawa Timur, Saifudin Zuhri, S.HI, saat menggelar sarasehan bertajuk “Pengelolaan Sumber Daya Alam Menuju Kemandirian Ekonomi”, Senin (16/6/2025), di Pendopo Dewi Sri, Desa Wisata Sidorejo Indah, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang.

Dalam forum itu, Saifudin menggarisbawahi pentingnya kesadaran masyarakat desa untuk mempertahankan lahan dan sumber daya alam yang mereka miliki. Bukan hanya sebagai aset ekonomi, tetapi sebagai benteng terakhir dari dominasi teknologi yang kian masif.

“Di saat AI mulai mengambil alih peran manusia — dari dokter, pengacara, hingga birokrat — sektor pertanian tetap menjadi wilayah yang belum bisa disentuh. Maka, jangan jual lahan. Kelola, kembangkan, dan jadikan ini fondasi ekonomi desa ke depan,” tegas politisi PDI Perjuangan dari Dapil Malang Raya ini.

Ia menyoroti tren global di mana tokoh-tokoh seperti Bill Gates dan Jack Ma kini berinvestasi besar di pertanian dan peternakan organik. “Jika para miliarder dunia kembali ke tanah dan benih, kenapa kita yang hidup dari sumber daya alam justru melepaskannya?” lanjutnya.

Sarasehan ini merupakan bagian dari upaya sosialisasi dan pendidikan publik yang rutin dilakukan Saifudin Zuhri di berbagai kecamatan di Malang Raya. Hingga pertengahan tahun ini, ia telah menyambangi lebih dari separuh dari total 41 kecamatan, termasuk di Kota Batu, Kota Malang, dan sebagian besar wilayah Kabupaten Malang.

Namun, acara ini tak hanya bicara teori. Di dalamnya juga muncul berbagai aspirasi masyarakat. Mulai dari keluhan infrastruktur hingga permasalahan akses pelayanan publik. Meski bukan dalam agenda formal reses, Saifudin menyatakan terbuka atas semua masukan yang muncul dari masyarakat.

“Kadang yang paling jujur justru keluar dari forum informal seperti ini. Maka kami tetap tampung dan cari solusi,” ujarnya.

Dalam pemaparan materi, H. Soleh Kawimintorogo, selaku narasumber pendamping, menguatkan urgensi pembangunan desa berbasis potensi lokal. Ia menekankan pentingnya merumuskan strategi yang tepat agar sumber daya alam di desa tidak lagi dikuasai investor besar, tapi dikelola oleh warga sendiri.

“Kita harus ubah mentalitas desa dari objek menjadi subjek pembangunan. Lahan jangan hanya jadi jual-beli, tapi basis produksi,” tandasnya.

Saifudin pun mengakui, meski Komisi A lebih banyak mengurusi tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik berbasis digital, isu ekonomi kerakyatan tetap menjadi konsen utama dalam kerja-kerja politiknya. Ia berkomitmen mendorong kebijakan lintas komisi demi menjaga keberlanjutan sektor pertanian dan peternakan di Malang Raya.

“Saya ingin warga tidak mudah menyerah pada arus. Jangan karena tergiur uang cepat, lahan dijual. Kita harus berpikir panjang, untuk anak cucu kita kelak,” pungkasnya. (*)

slide 1
selaras 1 Muharam
1 Muharam
Image Slide 1
Image Slide 2
selaras 1 Muharam
1 Muharam