Scroll untuk melanjutkan berita!
Iklan di Solusiindonesia.com
Pendidikan

SINTAS dan FIB Universitas Jember Jalin Kerja Sama Strategis untuk Pengarusutamaan Sejarah Lingkungan

×

SINTAS dan FIB Universitas Jember Jalin Kerja Sama Strategis untuk Pengarusutamaan Sejarah Lingkungan

Sebarkan artikel ini
Asosiasi Sejarah Lintas Batas (SINTAS) resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jember (Unej).

Solusiindonesia.com — Setelah melalui proses penjajakan intensif selama beberapa bulan, Asosiasi Sejarah Lintas Batas (SINTAS) resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jember (Unej). Penandatanganan yang berlangsung khidmat di Aula Sutan Takdir Alisyahbana, FIB Unej, menandai dimulainya kolaborasi strategis dalam upaya memperkuat pengarusutamaan sejarah lingkungan di Indonesia.

MoU ini ditandatangani oleh Diana Trisnawati, Co-Founder SINTAS sekaligus Direktur Sintas Karya Bernas (SKB), dan Dr. Ikwan Setiawan, Wakil Dekan I FIB Unej. Keduanya sepakat bahwa kerja sama lintas sektor antara praktisi sosial dan akademisi merupakan langkah penting untuk membangun kesadaran publik terhadap sejarah ekologi dan pelestarian lanskap alam Indonesia.

Sebagai tindak lanjut awal, SINTAS dan FIB Unej langsung menggelar roundtable discussion dan workshop bertajuk “Gumuk: Sejarah, Ekologi, dan Memori” pada 7–9 Oktober 2025. Kegiatan yang diikuti hampir 100 peserta dari berbagai lembaga ini menjadi ruang bertemunya gagasan, riset, dan aksi nyata dalam menarasikan kembali arti penting gumuk sebagai bagian dari identitas ekologis Jember.

Dalam sambutannya, Dr. Ikwan Setiawan menekankan urgensi pelestarian gumuk yang memiliki peran penting sebagai penahan angin dan pengatur ekosistem.

“Bagaimana pentingnya gumuk di sebuah wilayah, sebagai penahan angin… dan bagaimana kita menjaga gumuk agar tidak punah. Di banyak daerah yang kehilangan gumuknya, sering kali terjadi puting beliung,” ungkapnya.

Senada dengan itu, Diana Trisnawati menyoroti kekayaan alam Jember yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga sarat nilai historis.

“Jember memiliki gunung, sungai, pesisir, hingga gumuk yang unik. Semua ini menyimpan cerita panjang tentang kehidupan masyarakat. Melalui kerja sama ini, kami ingin menggali kembali narasi-narasi itu dan mengaitkannya dengan upaya pelestarian lingkungan,” tuturnya.

Pemilihan gumuk sebagai fokus kolaborasi memiliki dasar ilmiah dan kultural. Lanskap alami berupa gundukan tanah ini tergolong langka di dunia—hanya ditemukan di tiga wilayah: Jember, Tasikmalaya, dan Jepang. Dengan menjadikannya tema utama, kemitraan SINTAS dan FIB Unej menempatkan isu lokal dalam konteks global, sekaligus menyuarakan pentingnya penyelamatan gumuk dari ancaman pembangunan dan alih fungsi lahan.

Dari forum yang berlangsung selama tiga hari tersebut, kedua lembaga berhasil merumuskan rencana tindak lanjut jangka menengah yang akan dijalankan hingga tahun 2027. Program tersebut mencakup riset kolaboratif, publikasi ilmiah, kegiatan edukatif, dan kampanye pelestarian lingkungan berbasis sejarah.

Kolaborasi SINTAS dan FIB Unej ini sejalan dengan semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Lebih dari sekadar kerja sama akademik, aliansi ini menjadi contoh sinergi antara institusi pendidikan tinggi dan organisasi masyarakat sipil dalam memperjuangkan kelestarian sejarah, budaya, dan lingkungan bagi generasi mendatang. (*)

Image Slide 1
Instagram Solusiindonesia