Solusiindonesia.com — Sejumlah media asing seperti The New York Times, The Independent, BBC, dan CNN turut mengulas insiden tewasnya pendaki asal Brasil, Juliana Marins, di Gunung Rinjani.
Kabar Tewasnya Marins menjadi sorotan setelah ia dilaporkan hilang selama empat hari dan akhirnya ditemukan tak bernyawa. Kejadian ini menimbulkan kritik dari publik terutama media brazil, yang menilai bahwa proses pencarian dan penyelamatan oleh otoritas Indonesia berlangsung lambat dan tidak maksimal.
Media Amerika Serikat, The New York Times (NYT) dalam artikelnya yang berjudul “Brazilian Who Fell While Hiking Indonesian Volcano is Foud Dead”, melaporkan keluarga Marins merasa tim penyelamat Indonesia tidak memiliki kesiapan maupun peralatan yang memadai dalam menghadapi medan ekstrem Rinjani.
Meski demikian, NYT juga mengutip pernyataan dari kepala tim bahwa seluruh kru telah berupaya semaksimal mungkin menghadapi tantangan cuaca yang buruk, tebing yang tajam dan sangat menyulitkan evakuasi tersebut.
Laporan serupa juga dimuat oleh Media Inggris ” The Independent” dengan judul “Brazilian Tourist Found Dead Four Days After falling into Active Volcano in Indonesia: Latest”. media tersebut menyoroti bagaimana kondisi geografis dan alam yang ekstrem mmenyulitkan tim dalam menjangkau lokasi keberadaan Marins.
“Meski sempat ada tanda kehidupan dari Marins seperti teriakan yang terdengar oleh sejumlah kru, rekaman drone yang menunjukkan adanya pergerakan tubuh, tim penyelamat tetap kesulitan menghampirinya (Marins) karena kabut tebal, jurang yang curam, dan cuaca yang terus memburuk,” bunyi laporan The Independent.
Sementara di Sosial Media X, dengan nama akun Poponze juga menyoroti kejadian yang menimpa Juliana Marins, Poponze juga menambahkan laporan dari adik Julians, ia mengatakan telah menghubungi beberapa orang yang bekerja di tempat tersebut dan mengatakan bahwa Juliana meminta Waktu untuk beristirahat sebentar dan duduk, sementara pemandu meninggalkannya sendirian, dan saat pemandu Kembali, ia melihat Juliana telah jatuh.
Sejak kecelakaan itu, keluarga dan teman-teman korban berkampanye di media sosial untuk meminta bantuan dan menuntut agar korban diselamatkan. Pemerintah Indonesia bahkan mengumumkan bahwa korban telah diselamatkan, tetapi pihak keluarga membantahnya.
Sejumlah portal berita seperti CBS News, CNN, kantor penyiaran Inggris BBC, kantor berita Reuters dan AFP, hingga koran Singapura The Straits Times juga turut mewarkatakan insiden serupa.
Juliana Marins (26) mendaki Gunung Rinjani Bersama lima turis asing lainya pada 21 Juni lalu dan ditemani seorang pemandu.
Mereka berangkat dari pintu pendakian Sembalun sehari sebelumnya. Kepala Seksi Humas Polres Lombok Timur, AKP Nikolas Osman mengatakan saat menuju area Cemara Tunggal, Juliana mengalami kelelahan dan guide menyarankan untuk istirahat terlebih dahulu, lalu guide dan lima turis lainnya melanjutkan perjalanan ke puncak.
Saat kelompok sudah mencapai puncak, Marins tak kunjung menyusul. Pemandu mengecek Kembali ke lokasi namun perempuan 26 tahun itu sudah tidak ada di tempat.
Marins diperkirakan jatuh sekitar pukul 06.30 waktu setempat. Proses pencarian mulai dilakukan oleh tim SAR gabungan mulai pukul 09.50 WITA. Namun hingga malam hari, tim masih belum bisa menjangkau lokasi keberadaan korban.
Baru pada Minggu, tim mengerahkan drone untuk melakukan pencarian namun tidak maksimal lantaran cuaca buruk dan berkabut.
Korban berhasil ditemukan pada Senin sekitar pukul 07.05. Menurut kepala tim penyelamat, Marins dalam kondisi tidak bergerak Ketika ditemukan.
Namun, tim SAR juga tidak dapat segera mengevakuasi korban karena cuaca buruk dan medan yang ekstrem. Korban baru bisa dievakuasi pagi pukul 06.00 WITA dengan metode lifting, Rabu (25/06/2025)