Scroll untuk melanjutkan berita!
Iklan di Solusiindonesia.com
Internasional

Peti Jenazah dan Ketegangan Politik di Tengah Gencatan Dua Tahun di Gaza

×

Peti Jenazah dan Ketegangan Politik di Tengah Gencatan Dua Tahun di Gaza

Sebarkan artikel ini
Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan telah menerima 45 jenazah warga Palestina lagi dari Israel / foto: tangkapan layar

Solusiindonesia.com — Israel menerima dua jenazah sandera tambahan, hanya beberapa jam setelah militer negara itu mengumumkan bahwa salah satu jenazah yang diserahkan sebelumnya ternyata bukan milik sandera. pada hari Rabu (15/10/2025)

Situasi ini memperdalam ketegangan di tengah gencatan senjata yang rapuh dan telah menahan pertempuran selama dua tahun terakhir.

Mengutip dari AP News, Peti jenazah para sandera diangkut oleh Palang Merah dari Hamas dan langsung dikirim ke laboratorium forensik di Tel Aviv setelah tiba di Israel. Dalam keterangan resmi, militer memperingatkan bahwa proses verifikasi identitas para sandera masih berlangsung.

Dalam waktu yang hampir bersamaan, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa mereka menerima 45 jenazah warga Palestina dari Israel, melanjutkan pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata.

Dengan pengiriman ini, total jenazah yang telah dikembalikan ke Gaza mencapai 90. Tim forensik yang melakukan pemeriksaan menyebut banyak jenazah menunjukkan tanda-tanda penganiayaan.

Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, Hamas telah menyerahkan empat jenazah sandera pada Selasa, menyusul empat jenazah lain pada Senin, beberapa jam setelah 20 sandera terakhir yang masih hidup dibebaskan dari Gaza. Secara keseluruhan, Israel masih menunggu pengembalian 28 jenazah sandera.

Militer Israel menyatakan hasil uji forensik menunjukkan bahwa “jenazah keempat yang diberikan Hamas kepada Israel tidak sesuai dengan identitas sandera mana pun.” Hingga kini, belum ada keterangan resmi mengenai siapa identitas jenazah tersebut.

Sebagai timbal balik dari kesepakatan itu, Israel telah membebaskan sekitar 2.000 tahanan dan tawanan Palestina pada Senin.

Israel diperkirakan akan menyerahkan lebih banyak jenazah ke Gaza, meskipun pihak berwenang belum mengumumkan jumlah pasti jenazah yang mereka simpan maupun yang akan dikembalikan.

Belum ada kejelasan apakah jenazah-jenazah itu berasal dari warga Palestina yang meninggal dalam tahanan atau merupakan jasad yang dibawa pasukan Israel dari Gaza. Selama konflik, militer Israel diketahui melakukan penggalian jenazah dalam pencarian sisa-sisa para sandera.

Seiring pemeriksaan forensik berlangsung, Kementerian Kesehatan Gaza pada Rabu merilis foto 32 jenazah tak dikenal untuk membantu keluarga mencari kerabat mereka yang hilang.

Banyak jasad tampak dalam kondisi membusuk atau terbakar. Beberapa kehilangan anggota tubuh atau gigi, sementara yang lain tertimbun pasir dan debu. Karena keterbatasan peralatan tes DNA akibat pembatasan Israel, kamar mayat di Gaza sering bergantung pada pakaian dan ciri-ciri fisik untuk identifikasi.

Tim forensik juga mengungkap bahwa sejumlah jenazah tiba dalam kondisi diborgol dan menunjukkan tanda-tanda penganiayaan berat.

Sameh Hamad, anggota komisi penerima jenazah di Rumah Sakit Nasser Khan Younis, menyebut beberapa mayat ditemukan dengan tangan dan kaki terikat.

“Ada tanda-tanda penyiksaan dan eksekusi,” ujarnya

Hamad menambahkan bahwa jenazah-jenazah tersebut merupakan laki-laki berusia antara 25 hingga 70 tahun. Sebagian besar memiliki belenggu di leher, bahkan ada satu jenazah yang lehernya dililit tali.

Sebagian besar korban mengenakan pakaian sipil, sementara sebagian kecil menggunakan seragam, menandakan kemungkinan mereka adalah anggota militan.

Palang Merah hanya memberikan identitas pada tiga jenazah, membuat banyak keluarga masih diliputi ketidakpastian akan nasib kerabat mereka. Kementerian Kesehatan Gaza mencatat hampir 68.000 warga Palestina telah tewas dalam perang, sementara ribuan lainnya dilaporkan hilang menurut data Palang Merah dan Biro Pusat Statistik Palestina.

Di luar Rumah Sakit Nasser, Rasmiya Qudeih (52) masih menunggu dengan harapan putranya termasuk dalam 45 jenazah yang diserahkan Israel pada Rabu. Putranya hilang sejak 7 Oktober 2023, hari serangan yang dipimpin Hamas memicu perang. Ia diberi tahu bahwa anaknya tewas akibat serangan Israel.

Sementara itu, Program Pangan Dunia menyatakan truk bantuan mulai kembali masuk ke Gaza setelah distribusi sempat terhenti selama dua hari akibat proses pertukaran pada Senin dan hari libur Yahudi pada Selasa.

Namun, peningkatan pengiriman bantuan ini kembali diragukan setelah Israel mengumumkan pada Selasa bahwa jumlah truk bantuan yang boleh masuk ke Gaza akan dikurangi, dengan alasan Hamas terlambat mengembalikan jenazah para sandera.

Image Slide 1
Instagram Solusiindonesia