Scroll untuk melanjutkan berita!
Iklan di Solusiindonesia.com
Internasional

Musim Dingin Mendekat, WFP Desak Israel Buka Akses Bantuan ke Gaza

×

Musim Dingin Mendekat, WFP Desak Israel Buka Akses Bantuan ke Gaza

Sebarkan artikel ini
Kondisi di Jabalia, Gaza Utara / foto: tangkapan layar x

Solusiindonesia.com — Badan-badan kemanusiaan saat ini tengah berlomba melawan waktu untuk menyalurkan makanan dan bantuan penting lainnya ke Jalur Gaza.

Seorang pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan bahwa pembatasan Israel masih menjadi hambatan utama dalam upaya menyalurkan pasokan ke wilayah yang porak-poranda akibat perang tersebut.

Dikutip dari Al Jazeera, juru bicara senior Program Pangan Dunia (WFP) PBB, Abeer Etefa, mengatakan bahwa pengiriman bantuan memang meningkat sejak gencatan senjata antara Israel dan Hamas diberlakukan bulan lalu, dalam konferensi pers pada Selasa(04/11/2025)

Namun, hanya dua penyeberangan yang saat ini dibuka ke Gaza, sehingga “sangat membatasi jumlah bantuan” yang bisa disalurkan WFP dan lembaga kemanusiaan lainnya.

“Kita butuh akses penuh. Kita butuh segalanya bergerak cepat. Kita berpacu dengan waktu. Musim dingin akan segera tiba. Orang-orang masih menderita kelaparan, dan kebutuhannya sangat mendesak,” ujar Etefa.

WFP melaporkan bahwa pihaknya telah mengoperasikan 44 titik distribusi makanan di seluruh Gaza dan telah menyalurkan bantuan kepada lebih dari satu juta warga Palestina sejak gencatan senjata dimulai pada 10 Oktober.

Meski begitu, Etefa menegaskan bahwa pasokan yang masuk masih jauh dari cukup. Distribusi ke Gaza utara yang sebelumnya dikonfirmasi mengalami kondisi kelaparan ekstrem pada Agustus masih menghadapi banyak kendala.

“Kendala utama adalah penutupan terus-menerus perlintasan utara menuju Jalur Gaza. Konvoi bantuan terpaksa menempuh rute yang lambat dan sulit dari selatan,” katanya.

“Agar dapat memberikan bantuan dalam skala besar, WFP membutuhkan semua penyeberangan dibuka, terutama di wilayah utara. Akses penuh ke jalan-jalan utama di Gaza juga penting agar makanan dapat diangkut dengan cepat dan efisien ke tempat yang membutuhkan.” tambahnya

Ribuan warga Palestina dilaporkan mulai kembali ke wilayah utara Gaza setelah tentara Israel menarik pasukannya ke apa yang disebut sebagai “garis kuning” dalam kesepakatan gencatan senjata.

Namun, sebagian besar dari mereka mendapati rumah dan lingkungan mereka hancur akibat pemboman dua tahun terakhir. Banyak keluarga kini hidup di tenda-tenda dan tempat penampungan darurat.

Sementara itu, PBB dan organisasi kemanusiaan kembali mendesak Israel agar mematuhi kesepakatan gencatan senjata dan membuka lebih banyak akses masuk bantuan, terutama menjelang musim dingin.

Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan, antara 10–31 Oktober hanya 3.203 truk bantuan dan komersial yang berhasil masuk rata-rata 145 truk per hari, atau sekitar 24 persen dari target 600 truk harian.

Namun, di tengah upaya kemanusiaan itu, serangan Israel ke Gaza masih terus berlangsung. Pada Selasa (04/11) seorang warga tewas dan satu lainnya terluka setelah drone Israel menembaki kawasan Tuffah di timur Kota Gaza.

Insiden lain terjadi di Jabalia, Gaza utara, di mana satu orang dilaporkan tewas akibat tembakan tentara Israel. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, setidaknya 240 warga Palestina tewas dan 607 lainnya luka-luka sejak gencatan senjata diberlakukan.

Para pemimpin Israel tetap membela tindakan militer dan pembatasan bantuan tersebut, menuding Hamas melanggar perjanjian dengan tidak menyerahkan semua jenazah tawanan Israel.

Pada hari yang sama, pihak Israel mengonfirmasi telah menerima jenazah salah satu tawanan yang diserahkan melalui Komite Palang Merah Internasional.

Image Slide 1
Instagram Solusiindonesia