Solusiindonesia.com – Kolaborasi antara Kelompok Tani Hutan (KTH) Harapan Pertiwi dengan pelaku wisata lokal terus diperkuat demi mendorong pengembangan ekowisata yang berkelanjutan di kawasan Malang Selatan. Hal tersebut disampaikan Hariono, mitra KTH sekaligus pemilik destinasi Wisata Petik Madu Lawang, dalam agenda pelepasliaran tukik di Pantai Tanjung Penyu, Minggu (15/6/2025).
Menurut Hariono, kegiatan pelepasliaran tukik merupakan bagian dari rangkaian program awal yang diharapkan mampu menjadi pemantik untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya, khususnya yang berorientasi pada pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal di sektor wisata dan konservasi.
“Event ini menjadi awal dari upaya pengembangan wisata yang berkelanjutan, tidak hanya untuk KTH Harapan Pertiwi di KUPS 31, tetapi juga untuk pariwisata Malang Selatan secara umum. Harapannya, kegiatan seperti ini dapat menjadi contoh baik bagi daerah lain,” ujarnya.
Ia menambahkan, pengembangan wisata tidak bisa dilakukan sendiri. Kolaborasi antara kelompok masyarakat, pemerintah, hingga pelaku usaha dan agen perjalanan sangat dibutuhkan agar potensi wisata bisa digarap secara optimal. Apalagi, akses jalan menuju kawasan wisata Bantur dan sekitarnya saat ini hampir rampung, yang menurutnya akan membuka peluang besar bagi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan.
“Kami sedang merancang berbagai pelatihan bagi masyarakat sekitar, yang insyaallah akan mulai digelar bulan depan. Tentu kami berharap ada dukungan dari semua pihak, baik dari dinas terkait maupun para pelaku tour and travel,” imbuh Hariono.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan permohonan maaf apabila terdapat kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan. Namun, Hariono optimistis dengan sinergi yang terus dibangun, wisata berbasis konservasi di Malang Selatan dapat tumbuh menjadi model pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan yang seimbang.
Dengan momentum ini, kawasan seperti Tanjung Penyu tidak hanya menjadi lokasi konservasi penyu, namun juga sebagai ikon ekowisata baru di Jawa Timur yang mengintegrasikan nilai edukatif, ekonomi, dan lingkungan secara harmonis. (*)