Scroll untuk melanjutkan berita!
Iklan di Solusiindonesia.com
Malang Raya

UM dan Malay Heritage Foundation Singapura Kolaborasi Selenggarakan Residensi Tari Topeng Malang

×

UM dan Malay Heritage Foundation Singapura Kolaborasi Selenggarakan Residensi Tari Topeng Malang

Sebarkan artikel ini
Universitas Negeri Malang (UM) bekerja sama dengan Malay Heritage Foundation (MHF) Singapura resmi meluncurkan program Art Residency Tari Topeng (foto istimewa).

Solusiindonesia.com – Universitas Negeri Malang (UM) bekerja sama dengan Malay Heritage Foundation (MHF) Singapura resmi meluncurkan program Art Residency Tari Topeng, Senin (16/6), di Laboratorium Museologi, Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial UM. Program ini akan berlangsung selama satu bulan penuh, hingga pertengahan Juli 2025, dan ditutup dengan pertunjukan seni pada 11 Juli mendatang.

Kolaborasi ini menjadi program residensi perdana antara UM dan MHF yang bertujuan memperkenalkan dan mendalami kekayaan budaya lokal Malang, khususnya Tari Topeng. Empat peserta, terdiri dari tiga penari profesional dan satu pelajar, akan mengikuti berbagai rangkaian aktivitas—mulai dari studi sejarah, kunjungan situs budaya, hingga latihan tari di studio seni kampus.

Pertunjukan hasil residensi dijadwalkan digelar di Universitas Negeri Malang sebagai bagian dari penutupan summer course Oral History, sebelum ditampilkan di Singapura pada tahun 2026.

General Manager MHF, Rilla Melati Bahri, menyebut program ini sebagai pilot project yang diharapkan berkelanjutan. “Tari Topeng kami pilih karena mengandung unsur seni pertunjukan yang lengkap—visual, naratif, dramatik. Cocok untuk memperkenalkan seni tradisi kepada generasi muda Singapura, baik yang Melayu maupun non-Melayu,” ujar Rilla kepada awak media.

Ia menekankan pentingnya durasi satu bulan agar peserta mampu memahami konteks budaya secara menyeluruh. Para peserta juga dijadwalkan mengunjungi situs sejarah seperti Candi Jago, Candi Penataran, dan Museum Panji untuk menambah perspektif historis dalam proses kreatif mereka.

Menurut Kepala Departemen Sejarah UM, Indah Wahyu Puji Utami, program ini berangkat dari ide sederhana yang berkembang menjadi proyek kebudayaan lintas negara. “Awalnya hanya obrolan antara saya dan Rilla, yang kemudian kami realisasikan melalui kunjungan ke Malay Heritage Foundation dan akhirnya menjadi program resmi,” ujarnya.

Indah menjelaskan bahwa setelah pendalaman materi sejarah pada minggu pertama, peserta akan berinteraksi langsung dengan komunitas pelestari tari topeng, termasuk kunjungan ke sanggar seni. Selama residensi, mereka akan berlatih intensif di studio seni dan desain UM.

Dalam sesi pembukaan, sejarawan UM Ismail Lutfi juga memberikan paparan mendalam mengenai nilai historis dan perkembangan Tari Topeng Malang sebagai ikon budaya lokal yang kini mulai terancam punah.

“Program ini tidak hanya performatif, tetapi juga edukatif. Kami ingin seni tradisi ini bisa hidup kembali dan diwariskan, tidak hanya dipelajari secara tekstual,” tegas Rilla.

Pihak UM berharap kolaborasi ini bisa menjadi awal dari inisiatif budaya lain di masa mendatang. “Kami membuka kemungkinan adanya pertukaran pakar, workshop, bahkan master class baik di Malang maupun di Singapura,” pungkas Indah. (*)

slide 1
selaras 1 Muharam
1 Muharam
Image Slide 1
Image Slide 2
selaras 1 Muharam
1 Muharam