Solusiindonesia.com – Universitas Negeri Malang (UM) menggelar Rembug Nasional Pancasila 2025 sebagai respons atas meningkatnya krisis kebangsaan di tengah era disrupsi digital. Kegiatan yang berlangsung pada Selasa, 24 Juni 2025, di Aula Lantai 9 Gedung Rektorat UM ini mengusung tema “Menyalakan Kembali Api Pancasila: Menjawab Krisis Kebangsaan di Era Disrupsi” dan disiarkan secara daring melalui kanal YouTube @labpancasila_um.
Forum akademik strategis ini menjadi wadah refleksi dan rumusan kolektif terhadap tantangan kebangsaan yang semakin kompleks, mulai dari krisis identitas, intoleransi, hingga menurunnya solidaritas sosial dan ancaman terhadap demokrasi. UM, melalui UPT Laboratorium Pancasila, menggagas kegiatan ini sebagai bagian dari upaya merawat relevansi nilai-nilai dasar bangsa di tengah gempuran arus teknologi dan perubahan sosial.
Dua sesi utama menjadi sorotan dalam forum ini. Sesi pertama diisi oleh pemaparan kunci dari Sukidi, Ph.D., pemikir kebinekaan dan filsuf politik yang dikenal aktif mengembangkan wacana Pancasila dalam konteks masyarakat modern.
Sesi kedua dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) Nasional yang melibatkan perwakilan Pusat Studi Pancasila dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Diskusi tersebut menitikberatkan pada strategi implementasi pendidikan Pancasila yang kontekstual, adaptif, dan relevan dengan tantangan zaman.
Kepala UPT Laboratorium Pancasila UM, Dr. Akhirul Aminulloh, S.Sos., M.Si., menegaskan pentingnya peran institusi pendidikan tinggi dalam membentuk kesadaran kebangsaan yang transformatif.
“Kita tidak cukup hanya menghafal lima sila. Yang dibutuhkan saat ini adalah kesadaran baru untuk menjadikan Pancasila sebagai landasan etis dalam berpikir, bertindak, dan membangun masa depan bersama,” ujarnya.
“Melalui forum ini, kami ingin menyalakan kembali api Pancasila sebagai sumber kekuatan bangsa di tengah terpaan disrupsi dan krisis kepercayaan publik,” tambahnya.
Sebagai penutup, hasil dari forum ini dirumuskan dalam Deklarasi Rembug Nasional Pancasila 2025, yang mencerminkan sikap bersama komunitas akademik untuk menjaga eksistensi dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya di era digital.
Rembug ini diharapkan menjadi ruang kolaboratif yang mampu mempertemukan wacana intelektual dengan langkah nyata, serta memperkuat jejaring kerja antar pusat studi dan penggerak nilai kebangsaan di seluruh Indonesia. (**)