Solusiindonesia.com — Insiden ambrolnya tembok pagar lantai 3 Pasar Besar Kota Malang pada Selasa (01/07/3025) menjadi tamparan keras bagi dunia pengelolaan fasilitas publik di Kota Malang. Kejadian ini menyebabkan seorang pedagang pisang, Ibu Siti Fatimah (51), mengalami luka serius di bahu dan kaki kiri. Saat ini, korban tengah menjalani perawatan di RS Panti Nirmala.
Merespons kejadian tersebut, anggota Komisi B DPRD Kota Malang, H Indra Permana SE, MM, bersama Ketua Komisi B Bayu Rekso Aji dan beberapa anggota dewan lainnya, menjenguk langsung korban di rumah sakit pada Rabu (2/7). Kunjungan ini bukan hanya sebagai bentuk empati, tetapi juga sebagai langkah awal untuk mendorong tindakan nyata agar kejadian serupa tidak terulang.
“Kita tidak sedang bicara tentang tembok yang roboh, tapi tentang tanggung jawab dan amanah yang runtuh. Pasar seharusnya menjadi rumah aman bagi rakyat, bukan ladang bahaya yang mengancam nyawa,” tegas Kaji Indra kepada tim Media Solusi Indonesia.
Dalam kunjungannya, Kaji Indra juga menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi infrastruktur Pasar Besar yang dinilai tidak lagi layak dan membahayakan keselamatan para pedagang. Ia mendorong agar Pemkot Malang segera melakukan audit teknis menyeluruh terhadap struktur bangunan pasar, serta mereformasi sistem pengelolaan yang selama ini dinilai kurang responsif terhadap aspek keselamatan.
“Kami mendesak agar dilakukan langkah serius dan konkret. Jangan tunggu jatuh korban lagi baru bertindak. Revitalisasi pasar harus menjadi prioritas, bukan sekadar wacana musiman,” ujarnya.
Kaji Indra menegaskan bahwa Komisi B akan mengawal proses ini sampai tuntas. Bahkan, ia mendorong dibentuknya Satuan Tugas Keselamatan Pasar Rakyat, yang melibatkan unsur legislatif, eksekutif, akademisi, dan komunitas pedagang agar perbaikan berjalan komprehensif dan partisipatif.
Menurutnya, semangat memperbaiki pasar bukan hanya soal bangunan fisik, tetapi juga tentang memuliakan ruang-ruang ekonomi rakyat kecil. “Di balik lapak-lapak itu, ada doa-doa panjang seorang ibu untuk menyekolahkan anaknya, ada semangat kepala keluarga untuk menghidupi rumah tangganya. Jangan biarkan mereka dihantui rasa takut setiap hari.”
Di akhir kunjungan, Kaji Indra menyampaikan doa untuk kesembuhan Ibu Siti Fatimah dan menyampaikan pesan spiritual kepada seluruh pihak. “Keselamatan rakyat bukan sekadar tugas birokrasi, tapi panggilan nurani. Dan ketika satu nyawa rakyat terluka karena kelalaian kita, maka itu adalah alarm untuk segera bertobat secara kebijakan.”