Scroll untuk melanjutkan berita!
Iklan di Solusiindonesia.com
Nasional

Hilirisasi Jadi Sorotan Dunia, Negara Afrika dan Amerika Latin Antusias Belajar ke Indonesia

×

Hilirisasi Jadi Sorotan Dunia, Negara Afrika dan Amerika Latin Antusias Belajar ke Indonesia

Sebarkan artikel ini
Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Dindin Wahyudin / foto: instagram

Solusiindonesia.com — Keberhasilan Indonesia dalam menjalankan kebijakan hilirisasi mineral kritis mulai mendapat perhatian dari berbagai negara, terutama dari kawasan Afrika dan Amerika Latin.

Negara-negara tersebut menunjukkan ketertarikan kuat untuk mempelajari strategi Indonesia dalam meningkatkan nilai tambah sumber daya alam.

Hal itu disampaikan oleh Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Dindin Wahyudin, dalam sela-sela acara International Battery Summit yang berlangsung di Jakarta, Rabu (6/8/2025).

“Mereka tertarik karena Indonesia berhasil mengubah pendekatan dari ekspor bahan mentah menjadi negara yang mampu mengolah sendiri, dan nilai ekonominya meningkat hingga 10 kali lipat,” ungkap Dindin.

Ketertarikan ini tercermin dari partisipasi aktif negara-negara Afrika dan Amerika Latin dalam Forum Negara Penghasil Mineral Kritis (Critical Mineral Producing Countries Forum) yang digelar Kemlu RI pada Juni 2025 lalu. Sejumlah negara seperti Argentina, Brasil, Kuba, Zimbabwe, Kenya, hingga Vietnam turut hadir.

Forum tersebut menjadi ajang strategis untuk berbagi pengalaman dan pendekatan kebijakan dalam pengelolaan sumber daya mineral, yang tidak hanya mengandalkan ekspor bahan mentah, tapi fokus pada hilirisasi dan peningkatan nilai tambah.

“Ini pengakuan internasional terhadap pendekatan hilirisasi kita. Ke depan, tentu kita ingin terus memperkuat kerja sama dengan negara-negara penghasil mineral lainnya,” tambah Dindin.

Lebih lanjut, Dindin menyampaikan bahwa pemerintah saat ini tengah mempersiapkan standar pertambangan nasional yang mengacu pada prinsip ESG (Environmental, Social, Governance). Langkah ini penting agar kebijakan hilirisasi tetap sejalan dengan pembangunan berkelanjutan.

“Standar pertambangan kita harus memenuhi aspek keberlanjutan lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik. Ini yang sedang dikembangkan bersama Kementerian ESDM dan KLHK,” ujarnya.

Indonesia kini tidak hanya dipandang sebagai produsen bahan mentah, tetapi juga sebagai pemimpin dalam transformasi kebijakan pertambangan yang berorientasi masa depan. Dengan hilirisasi dan standar berkelanjutan, Indonesia dinilai berhasil menciptakan model yang dapat diadopsi negara berkembang lainnya.

Image Slide 1
Instagram Solusiindonesia