Solusiindonesia.com – Langit pagi di Plaza Mabes TNI, Cilangkap, pada hari Jumat tanggal 3 Oktober 2025 kemarin, terasa berbeda. Barisan seragam loreng berjajar rapi, bendera Merah Putih berkibar gagah di antara langkah tegap para prajurit. Sebanyak 850 pasukan TNI bersiap menjalankan salah satu tugas paling mulia dalam karier militer mereka — misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Republik Demokratik Kongo.
Di bawah pimpinan Kolonel Inf Fardin Wardhana, M.P.M., mereka tergabung dalam Satuan Tugas Batalyon Gerak Cepat (Satgas BGC) TNI Konga XXXIX-G/MONUSCO, menggantikan Satgas sebelumnya yang akan menuntaskan masa tugasnya bulan ini.
Suasana upacara pemberangkatan berlangsung khidmat namun sarat kebanggaan. Para prajurit berdiri tegap mendengarkan amanat dari Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI, Letjen TNI Bobby Rinal Makmun, S.I.P., yang bertindak sebagai Inspektur Upacara.
Di hadapan para pejabat utama Mabes TNI dan keluarga yang turut melepas, semangat pengabdian tampak jelas terpancar di wajah setiap prajurit Garuda.
Dalam amanatnya, Panglima TNI berpesan agar seluruh prajurit senantiasa menjunjung tinggi kehormatan bangsa dalam setiap langkah di medan tugas.
“Penugasan ini bukan hal yang mudah. Kalian bukan hanya mewakili TNI, tapi juga menjadi duta bangsa dan duta negara di forum internasional. Apa yang kalian lakukan di sana akan mencerminkan kualitas Indonesia di mata dunia,” tegas Panglima.
Misi ke Kongo bukan sekadar perjalanan lintas benua, melainkan simbol konsistensi Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia. Di bawah bendera biru PBB, prajurit Garuda akan bergabung dengan pasukan dari berbagai negara, menjalankan mandat menjaga stabilitas dan keamanan di wilayah konflik.
Satgas BGC TNI Konga XXXIX-G/MONUSCO yang didominasi prajurit dari Batalyon Infanteri 412/Barata Eka Sakti, Divisi 2 Kostrad, telah menjalani persiapan panjang — mulai dari latihan taktis, penguasaan bahasa, hingga adaptasi budaya setempat. Semua itu dilakukan demi satu tujuan: membawa nama baik Indonesia di kancah internasional.
Bagi para prajurit yang akan berangkat, tugas ini bukan sekadar penugasan militer. Ini adalah pengabdian lintas batas, yang memperlihatkan wajah TNI sebagai penjaga perdamaian dunia.
Ketika pesawat yang membawa 850 prajurit itu lepas landas, langit Cilangkap seolah menggemakan semangat yang sama — semangat Garuda yang terbang tinggi, mengibarkan Merah Putih di bumi Afrika, membawa pesan damai dari Indonesia untuk dunia. (*)
