Solusiindonesia.com — Nama R.A. Kartini dan Cut Nyak Dien telah lama menjadi simbol pahlawan perempuan di Indonesia. Namun di balik sejarah resmi, ada banyak nama wanita pejuang lain yang kisahnya nyaris terlupakan oleh waktu.
Siti Manggopoh, Namanya memang tak seharum RA Kartini, Namun perjuangannya melawan belanda cukup fenomenal dalam masa penjajahan.
Siti Lahir di Negari Manggopoh Kabupaten Agam, Sumatera Barat, diperkirakan lahir pada 1885. Wanita ini akrab dipanggil Mande Siti.
Siti tidak pernah takluk ditangan kolonial, Ia memiliki julukan “Singa Betina” dari Ranah Minang. Siti tidak pernah diam Ketika daerahnya diperlakukan semena-mena oleh kolonial Belanda, Awal kemarahan Siti memuncak saat ia tahu bahwa peraturan pajak di tanah Minangkabau diganti menjadi peraturan tanam paksa terhadap rakyat.
Mande Siti murka karena merasa Harga dirinya di injak-injak, mengingat kebijakan belasting yang mewajibkan rakyat membayar pajak atas tanah warisan, yang membuat api perlawanan ditanah Minangkabau. Dari Kamang hingga manggopoh,membentuk badan perjuangan yang terdiri dari 14 orang.
Pada 16 Juni 1908, mereka mengguncang penjajah lewat Perang Manggopoh yang terjadi serempak dengan Perang Kamang—yang kemudian dikenal sebagai bagian dari Perang Belasting.
Nama Mande Siti pun tercatat sebagai pejuang yang dua kali mengangkat senjata melawan Belanda. Atas jasa dan keberaniannya, ia dianugerahi gelar Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia.