Scroll untuk melanjutkan berita!
Iklan di Solusiindonesia.com
Pendidikan

Menggali Makna Relief Candi Jago: Penelitian Ari Darma Ungkap Narasi Sejarah dan Simbol Politik

×

Menggali Makna Relief Candi Jago: Penelitian Ari Darma Ungkap Narasi Sejarah dan Simbol Politik

Sebarkan artikel ini
relief di Candi Jago, Tumpang, Kabupaten Malang, dengan kidung klasik Angling Darma (foto istimewa).

Solusiindonesia.com – Upaya pelestarian sejarah terus berkembang seiring meningkatnya minat akademisi dalam menelusuri jejak budaya Nusantara. Salah satu kontribusi terbaru datang dari Ari Darma, peneliti dari Departemen Sejarah Universitas Negeri Malang (UM), yang mengkaji keterkaitan antara relief di Candi Jago, Tumpang, Kabupaten Malang, dengan kidung klasik Angling Darma.

Penelitian ini menyoroti bagaimana relief Candi Jago tidak hanya merekam kisah spiritual seperti Kunjarakarna dan Parthayajna, tetapi juga merefleksikan dinamika sosial-politik masa transisi dari Kerajaan Singhasari menuju Majapahit.

Dengan pendekatan arkeo-historis, Ari Darma mencoba membaca relief sebagai medium sejarah yang menyimpan simbolisme kekuasaan dan kepercayaan.

Yang menarik, studi ini secara kritis dibandingkan dengan naskah akademik Ari Darma yang sebelumnya ditulis oleh tim peneliti Departemen Sejarah UM di bawah pimpinan Dr. Deny Yudo Wahyudi, S.Pd., M.Hum.

Berbeda pendekatan, namun saling melengkapi: versi naskah menekankan aspek tekstual dan manuskrip kuno, sementara studi Ari Darma lebih fokus pada pembacaan ikonografi dan struktur spasial candi.

Ari Darma, peneliti dari Departemen Sejarah Universitas Negeri Malang (UM), yang mengkaji keterkaitan antara relief di Candi Jago, Tumpang, Malang.

“Dalam naskah, Ari Darma diposisikan sebagai figur naratif imajiner yang merepresentasikan integrasi ajaran Buddha-Tantrayana dengan nilai-nilai politik kerajaan. Sedangkan dalam penelitian ini, kami ingin menafsir langsung melalui visual relief yang ada di candi,” jelas Ari. Jumat (20/6/2025).

Kedua pendekatan—historiografi dan ikonografi—mampu membuka perspektif baru terhadap Candi Jago. Lebih dari sekadar situs kuno, candi ini kini dimaknai sebagai artefak hidup yang menyimpan lapisan narasi budaya, spiritualitas, dan politik dari masa lalu.

Penelitian ini dirancang tidak hanya untuk kepentingan akademis, namun juga untuk meningkatkan literasi sejarah lokal. Hasilnya akan dituangkan dalam bentuk e-book yang memuat perbandingan antara relief dan teks kidung Angling Darma.

“Diharapkan, dengan membaca hasil penelitian ini, masyarakat yang berkunjung ke Candi Jago bisa memahami perbedaan dan persamaan antara relief dan kidung, serta menangkap makna mendalam di balik pembuatannya,” pungkas Dr. Deny. (*)

slide 1
selaras 1 Muharam
1 Muharam
Image Slide 1
Image Slide 2
selaras 1 Muharam
1 Muharam