Scroll untuk melanjutkan berita!
Iklan di Solusiindonesia.com
Pendidikan

Legislator PKB Putri Aidillah Nurfitriyah Kriswanto Soroti Keras Tradisi Purnawiyata Bebani Orang Tua Siswa

×

Legislator PKB Putri Aidillah Nurfitriyah Kriswanto Soroti Keras Tradisi Purnawiyata Bebani Orang Tua Siswa

Sebarkan artikel ini
Putri Aidillah Nurfitriyah Kriswanto Anggota Komisi D DPRD Kota Malang / Foto : Istimewa

Solusiindonesia.com — Politisi PKB Komisi D DPRD Kota Malang Putri Aidillah buka suara terkait maraknya perayaan purnawiyata yang kerap menjadi trend setiap akan menutup tahun ajaran sekolah dan bebani orang tua siswa.

Sebelumnya dikabarkan bahwa SDN Kauman 1 Kota Malang akan menggelar wisuda dan pelepasan siswa di sebuah hotel di Kota Malang dengan meraup biaya ratusan ribu persiswa diluar baju adat yang harus disewa dari vendor untuk kebutuhan acara tersebut.

Menurut Putri, tradisi wisuda khusunya tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) kini sering kali melampaui batas wajar. Mulai dari sewa gedung mewah, seragam khusus, riasan profesional, hingga persewaan kendaraan mewah, semua menjadi beban tambahan bagi orang tua dan siswa.

” Purnawiyata sejatinya adalah simbol penutup dari fase pendidikan, baik dasar, menengah pertama atau mencegah atas, bukan panggung pamer kekayaan. Sayangnya, dalam praktik wisuda, euforia berlebihan justru menciptakan tekanan sosial di kalangan siswa, hingga orang tua,” tegas Putri.

Lebih lanjut Putri mengatakan, bahwa Wisuda atau purnawiyata harus bersifat terjangkau dan inklusif, bukan ajang pamer.

“Tradisi wisuda semestinya menjadi momentum yang sakral dan bersama untuk merayakan keberhasilan akademik semua siswa, tanpa diskriminasi atas dasar kemampuan finansial, “ ungkap Putri.

Wakil Fraksi PKB DPRD Kota Malang ini melihat bahwa, banyak siswa merasa tidak cukup “layak” jika tidak tampil dengan standar glamor tertentu. Ini mencederai semangat kebersamaan dan kesetaraan yang seharusnya diusung oleh dunia pendidikan.

Putri berpendapat, bahwa Kegiatan wisuda harus bisa diakses oleh semua siswa tanpa terkecuali. Tidak boleh ada yang merasa dikucilkan karena keterbatasan ekonomi.

“Orang tua, dan penyelenggara harus kembali pada nilai-nilai utama: kesederhanaan, kebersamaan, dan makna perjuangan. Format yang sederhana namun penuh makna jauh lebih berdampak dari pada seremoni mahal tapi penuh tekanan, “tegasnya.

Pemilik nama lengkap Putri Aidillah Kriswanto ini juga mengajak semua pihak, untuk memahami bahwa momen perpisahan sekolah adalah tentang kenangan, rasa syukur, dan harapan masa depan, bukan tentang persaingan siapa yang tampil paling mewah.

Putri menegaskan, bahwa sekolah memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan bahwa semua siswa menikmati liburan kelulusan yang bebas dari kesulitan.

“Untuk membuat wisuda berkesan, tidak perlu terlalu glamor. Ruang harus menyatukan, bukan memisahkan. Dengan menjadikan wisuda SMA inklusif dan terjangkau, kita sedang membentuk generasi yang lebih menghargai nilai dari pada simbol,” Pungkasnya

Sebagai informasi bahwa Dinas Pendidikan Jawa Timur menginformasikan tentang peniadaan wisuda SMA maupun SMK di Jawa Timur per-tahun ini.

Kebijakan ini tertuang dalam Surat Edaran Nomor 000.1.5/15056/101.5/2025 yang ditandatangani pada (06/03/ 2025).

slide 1
selaras 1 Muharam
1 Muharam
Image Slide 1
Image Slide 2
selaras 1 Muharam
1 Muharam