Scroll untuk melanjutkan berita!
Iklan di Solusiindonesia.com
Internasional

Ketegangan di Gaza: Gencatan Senjata yang Nyaris Runtuh

×

Ketegangan di Gaza: Gencatan Senjata yang Nyaris Runtuh

Sebarkan artikel ini
Kondisi wilayah Khanyounis, Gaza / foto: x

Solusiindonesia.com — Gencatan senjata yang rapuh di Gaza Strip menghadapi ujian serius pada Minggu (19/10/2025) setelah pasukan Israel Defense Forces melancarkan gelombang serangan mematikan.

Mengutip dari AP News, Militer Israel menyebut aksi tersebut sebagai respons atas serangan militan Hamas yang menewaskan dua tentaranya. Seorang pejabat keamanan Israel mengatakan bahwa sebagai akibat dari ketegangan tersebut, pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza sempat dihentikan.

Beberapa jam kemudian, militer Israel mengumumkan telah kembali menegakkan gencatan senjata. Pejabat Israel yang sama mengonfirmasi bahwa pengiriman bantuan akan dilanjutkan pada Senin (20/10/2025)

Ia berbicara secara anonim karena tidak memiliki kewenangan untuk berbicara kepada media.

Gencatan senjata ini telah berlangsung lebih dari satu minggu, setelah diusulkan oleh Amerika Serikat sebagai upaya mengakhiri perang yang telah berlangsung selama dua tahun.

Presiden Donald Trump menyatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata tersebut masih berlaku dan menegaskan, “kami ingin memastikan gencatan senjata ini akan berlangsung dengan sangat damai.”

Dalam keterangannya kepada wartawan di dalam pesawat Air Force One, Trump menyebut bahwa Hamas “sangat gaduh” dan “mereka telah melakukan beberapa penembakan.” Ia menduga insiden tersebut merupakan ulah “pemberontak” dalam tubuh organisasi, bukan tindakan para pemimpinnya.

“Ini akan ditangani dengan tegas namun tepat,” ujarnya.

Trump tidak memberikan pernyataan apakah ia menganggap serangan Israel dapat dibenarkan, hanya mengatakan bahwa “sedang ditinjau.”

Wakil Presiden J. D. Vance menambahkan bahwa ia kemungkinan akan mengunjungi Israel dalam waktu dekat.

“Kami sedang mencoba mencari tahu,” ujarnya kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa pemerintah ingin “pergi dan memeriksa perkembangannya.”
Mengenai gencatan senjata, ia mengatakan bahwa “akan ada perkembangan yang tidak terduga.”

Pejabat kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya 36 warga Palestina tewas akibat serangan terbaru, termasuk anak-anak. Militer Israel menyebut mereka membalas serangan setelah pasukannya diserang di lapangan.

Seorang pejabat senior Pemerintah Mesir yang turut terlibat dalam upaya mediasi mengatakan kontak intensif “sepanjang waktu” masih berlangsung untuk meredakan situasi. Ia juga berbicara secara anonim.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memerintahkan militernya untuk mengambil “tindakan tegas” terhadap pelanggaran gencatan senjata, namun tidak menyampaikan ancaman akan kembali ke pertempuran terbuka.

Militer Israel melaporkan bahwa militan menembaki pasukan mereka di kawasan Rafah yang saat ini berada di bawah kendali Israel sesuai garis gencatan senjata.

Di sisi lain, Hamas menyatakan telah kehilangan kontak dengan unit-unitnya di Rafah selama berbulan-bulan dan menegaskan, “kami tidak bertanggung jawab atas insiden apa pun yang terjadi di wilayah tersebut.”

Serangan Udara dan Ketakutan Akan Perang Baru

Masyarakat Palestina menyatakan ketakutan mendalam akan kembalinya perang di tengah kondisi kelaparan yang masih meluas. Penghentian bantuan oleh Israel selama lebih dari dua bulan awal tahun ini setelah gencatan senjata sebelumnya menjadi salah satu pemicu kecemasan.

“Ini akan menjadi mimpi buruk,” kata Mahmoud Hashim, seorang ayah lima anak dari Kota Gaza, yang meminta Presiden Donald Trump dan mediator lainnya segera mengambil langkah.

Rumah Sakit Al-Awda melaporkan telah menerima 24 jenazah dari berbagai lokasi serangan di kamp Nuseirat dan Bureij di Gaza tengah. Serangan udara ke sebuah kedai kopi darurat di kota Zawaida menewaskan sedikitnya enam orang, sementara dua pria tewas akibat serangan di Rumah Sakit Shifa, Beit Lahiya.

Serangan lain mengenai tenda di wilayah Muwasi, Khan Younis, menewaskan empat orang, termasuk seorang perempuan dan dua anak-anak, menurut Rumah Sakit Nasser.

Dalam satu minggu terakhir Hamas telah menyerahkan 12 jenazah sandera. Sayap bersenjatanya, Brigade Izz ad-Din al-Qassam, menyatakan telah menemukan jenazah sandera lain dan akan mengembalikannya pada Minggu “jika situasi di lapangan memungkinkan.” Brigade tersebut juga memperingatkan bahwa eskalasi oleh Israel dapat menghambat proses pencarian jenazah.

Image Slide 1
Instagram Solusiindonesia