Solusiindonesia.com — Anggota Komisi VIII DPR Maman imanulhaq melontarkan kritik terbuka kepada pimpinan stasiun televisi Trans7 di tengah polemik tayangan yang dinilai melecehkan Kyai dan Santri.
Ia meminta para elit stasiun TV tersebut untuk merasakan langsung kehidupan pesantren
“Sesekali para direktur dan pimpinan elit Trans7 mondok di pesantren 40 hari” ucap Maman dalam audiensi di Kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Kamis, (16/10/2025)
Audiensi itu digelar sebagai tindak lanjut dari polemik antara Trans7 dan kalangan pesantren. Rapat di ruang Komisi IV DPR ini melibatkan manajemen Trans7, Kementerian Komunikasi dan Digital, Komisi Penyiaran Indonesia, serta Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal). Rapat dipimpin oleh Cucun Ahmad Syamsurijal dari Fraksi PKB.
Sejumlah tokoh PKB lain juga hadir, seperti Jazilul Fawaid, Lalu Hadrian Irfani, Oleh Soleh, dan Habib Syarief Muhammad.
Dalam kesempatan itu, Maman menyoroti cara pandang publik terhadap pesantren yang menurutnya sudah tertinggal.
“Orang di luar pesantren melihat pesantren itu masih pakai cara pandang lembaga keagamaan di abad ke-18,” ujarnya. “Ini sudah abad ke-21, di mana pesantren terbuka dengan demokrasi.”
Maman juga menekankan peran pesantren dalam membela nilai konstitusi dan mencerdaskan bangsa. Ia menggambarkan kehidupan santri yang dijalani dengan penuh keikhlasan: ada yang tak mampu membayar biaya pendidikan sehingga ditanggung kiai, ada pula yang bekerja kepada kiai karena tak ingin merepotkan keluarga.
Ia kemudian menirukan ucapan seorang ustaz saat ditanya soal gaji.
“Dia bilang, ‘Jangan tanya kami digaji, karena menurut kami berkah itu lebih penting daripada gaji’,” kata Maman.
Maman mendesak media dan pemerintah untuk memperluas literasi publik tentang dunia pesantren.
“Jadi tolong, literasi kita tentang pesantren itu harus dibuka sehingga mohon maaf sekali lagi, kalimatnya itu hentikan seluruh program sejenis,” tegasnya.










