Solusiindonesia.com — Pemilik Sound Horeg Faskho Sengox asal Blitar, Syaiful Aziz, akhirnya buka suara setelah unggahannya yang dianggap menista pesantren menuai gelombang kecaman publik.
Ia menyampaikan permohonan maaf secara terbuka melalui pernyataan tertulis yang disebarkan kepada media dan masyarakat.
Langkah ini diambil setelah laporan polisi terhadap dirinya diterima pihak kepolisian atas dugaan penistaan dan pencemaran nama baik.
Dalam pernyataannya yang dibuka dengan salam “ASSALAAMU ALAIKUM”, Syaiful Aziz mengakui bahwa dirinya melakukan kesalahan dalam memahami konteks pemberitaan.
“Saya sama sekali tidak bermaksud menyudutkan para santri. Setelah saya telusuri lebih lanjut, ternyata saya keliru dalam memahami isi berita dari Trans 7 karena tidak menontonnya secara utuh,” tulisnya dalam pernyataan permintaan maaf tersebut.
Syaiful juga menegaskan apresiasinya terhadap eksistensi pesantren dan peran penting para santri dalam pembangunan bangsa.
“Santri adalah bagian penting dari kemajuan bangsa dan peradaban, menjadi garda terdepan dalam menegakkan nilai-nilai keilmuan dan moral,” lanjutnya.
Ia menutup pernyataan tersebut dengan janji untuk lebih berhati-hati dalam menyikapi informasi di masa mendatang.
“Sekali lagi, saya mohon maaf atas kekeliruan saya dalam menanggapi narasi berita tersebut. Ke depan, saya akan lebih berhati-hati dan memastikan kebenaran informasi sebelum memberikan tanggapan. WASSALAMU ALAIKUM.”
Kasus ini mencuat setelah unggahan Syaiful yang diduga menuding pesantren melakukan “3 praktek perbudakan dan eksploitasi anak” menyulut kemarahan masyarakat.
Respons publik yang masif membuatnya akhirnya menyampaikan klarifikasi dan permohonan maaf terbuka.










