Solusiindonesia.com—Keberadaan delapan perusahaan beraset skala besar yang sedang bersiap untuk melakukan Initial Public Offering (IPO) di pasar modal Indonesia, sebagaimana dilaporkan oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI), menandakan dinamika yang positif dalam ekosistem investasi.
Perusahaan-perusahaan ini, yang memiliki aset di atas Rp250 miliar dan mengikuti ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 53/POJK.04/2017, dapat meningkatkan daya tarik pasar bagi investor.
Hal ini menunjukkan kepercayaan yang semakin besar dari perusahaan-perusahaan terhadap pasar modal, serta potensi pertumbuhan yang bisa ditawarkan kepada para pemegang saham di masa depan. Aktivitas IPO ini juga bisa menjadi sinyal bahwa iklim investasi di Indonesia semakin membaik.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, memberikan gambaran yang menarik tentang peluang investasi yang ada di pasar modal. Pada 20 Juni 2025, tercatat ada total 14 perusahaan yang sedang dalam antrean untuk melakukan Initial Public Offering (IPO).
Dari jumlah tersebut, delapan perusahaan beraset di atas Rp250 miliar menunjukkan potensi investasi di entitas yang lebih stabil dan telah teruji, sementara lima perusahaan beraset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar membuka kesempatan bagi investor untuk masuk ke dalam saham-saham yang lebih baru dan mungkin memberikan imbal hasil yang menarik. Informasi ini menandakan beragam pilihan untuk diinvestasikan, sesuai dengan profil risiko dan strategi investasi masing-masing investor.
Satu perusahaan beraset skala kecil yang memiliki aset di bawah Rp50 miliar dalam antrean untuk IPO menyoroti adanya kesempatan bagi perusahaan-perusahaan yang lebih kecil untuk meraih pendanaan.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menyatakan bahwa hingga 20 Juni 2025, telah tercatat 14 perusahaan yang berhasil mencatatkan saham di BEI dengan total dana yang dihimpun mencapai Rp7,01 triliun.
14 perusahaan dalam antrean IPO yang disampaikan oleh Nyoman menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia semakin beragam dan dinamis. Tiga perusahaan berasal dari sektor keuangan, menegaskan minat yang kuat dalam industri ini, sementara tiga perusahaan lainnya dari sektor transportasi dan logistik mencerminkan pertumbuhan sektor yang semakin penting dalam mendukung perekonomian.
Dua perusahaan dari sektor barang baku dan dua perusahaan dari sektor konsumen primer menunjukkan bahwa kebutuhan dasar dan bahan baku tetap menjadi fokus penting bagi investor.
Di sisi lain, kehadiran dua perusahaan dari sektor kesehatan dan satu perusahaan dari sektor barang konsumen nonprimer menunjukkan adanya diversifikasi dalam pilihan investasi, sekaligus mengindikasikan potensi pertumbuhan di sektor kesehatan yang semakin relevan.
Terakhir, satu perusahaan dari sektor energi menandakan minat terhadap sumber daya yang berkelanjutan dan solusi energi, yang semakin diperhatikan di pasar global. Semua sektor ini mencerminkan dinamika yang menarik bagi investor untuk mengeksplorasi berbagai peluang di pasar modal.
Data dari BEI mengenai penerbitan Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) menawarkan wawasan penting untuk keputusan investasi. Sampai dengan 20 Juni 2025, tercatat ada 58 emisi yang diterbitkan oleh 36 penerbit, dengan total dana yang dihimpun mencapai Rp73,39 triliun. Angka ini menunjukkan keaktifan perusahaan dalam menggunakan instrumen utang untuk mendanai proyek dan operasi mereka, yang dapat menjadi sinyal positif bagi kesehatan finansial mereka.
Di saat yang sama, terdapat juga 58 emisi dari 44 penerbit EBUS yang masih dalam antrean, menunjukkan bahwa pasar EBUS tetap diminati dan memiliki prospek yang baik. Bagi manajer aset, hal ini menciptakan peluang untuk menjajaki instrumen investasi dengan risiko yang relatif rendah dan pengembalian yang menarik.
Ketersediaan berbagai emisi dari berbagai penerbit memberikan fleksibilitas bagi manajer untuk memilih produk yang sesuai dengan tujuan dan profil risiko portofolio mereka, serta beradaptasi dengan kondisi pasar yang terus berubah.
Rights issue, informasi mengenai aksi tersebut mencerminkan upaya strategis untuk memperkuat modal dan mendukung pertumbuhan. Hingga saat ini, sudah ada empat perusahaan yang sukses melaksanakan rights issue dengan total nilai mencapai Rp860 miliar, yang menunjukkan bahwa langkah ini dapat memberikan akses langsung kepada perusahaan untuk meningkatkan permodalan.
Sementara itu, terdapat juga empat perusahaan yang sedang antre untuk melakukan rights issue, termasuk dua perusahaan dari sektor barang baku, satu perusahaan dari sektor transportasi dan logistik, serta satu perusahaan dari sektor kesehatan.
Untuk perusahaan-perusahaan ini, aksi rights issue merupakan kesempatan penting untuk mendapatkan dana segar yang diperlukan, baik untuk ekspansi, pengembangan produk baru, atau pemenuhan kebutuhan operasional.
Dengan partisipasi dalam rights issue, perusahaan berharap dapat meningkatkan struktur modal mereka sekaligus memberi sinyal positif kepada investor tentang komitmen mereka untuk pertumbuhan jangka panjang.