Solusiindonesia.com — Media asing soroti kebijakan Dedi Mulyadi terkait pengiriman pelajar dan anak remaja untuk pelatihan ke camp Milter.
Salah satunya adalah Channel News Asia atau CNA yang membuat sorotan dengan judul “Innovative or ‘dangerous’? Indonesia’s local leaders raise eyebrows with vasectomy-for-aid and other schemes“.
“Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, yang memperkenalkan program tersebut, meyakini bahwa militerlah yang dapat mendisiplinkan para pelajar ini,” tulis Channel News Asia
Bahwa meski kebijakan itu banyak pertentangan dari Parlemen dan Penggiat HAM, namun Dedi tetap bersikukuh bahwa seorang pemimpin harus kuat dalam berpendirian.
“Akan tetapi, Dedi menepis kritik tersebut. “Jika Anda pemimpin, maka Anda harus setegas/sekuat batu,”” kutip Channel News Asia, merujuk dari pernyataan Dedi.
“Kalau punya pikiran dan ide, jangan pernah menyerah,” imbuhnya, masih dari pernyataan Dedi.
Selain itu, CNA juga menyoroti terkait isu KB Pria atau Vasektomi yang di gagas Dedi Mulyadi sebagai syarat menerima bantuan sosial pemerintah Indonesia.
“Meskipun para pemimpin daerah punya otonomi untuk membuat kebijakan mereka sendiri, para analis mengatakan bahwa sejumlah inisiatif baru menimbulkan sebuah pertanyaan terkait perlu tidaknya koordinasi yang lebih baik dengan pihak pemerintah pusat. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan program-program tersebut selaras dengan target Presiden Prabowo Subianto.” tulisnya
CNA mengatakan, bahwa tidak heran setiap pemimpin daerah lakukan inovasi kepemimpinannya, karena mereka ingin meyakinkan masyarakat yang memilihnya. Apalagi jika mereka berkeinginan maju lagi pada periode berikutnya