Scroll untuk melanjutkan berita!
Iklan di Solusiindonesia.com
Nasional

Prabowo Resmikan Proyek Strategis di 15 Provinsi

×

Prabowo Resmikan Proyek Strategis di 15 Provinsi

Sebarkan artikel ini
Sejumlah proyek energi terbarukan resmi diluncurkan oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto / Foto : Instagram Prabowo

Solusiindonesia.com- Sejumlah proyek energi terbarukan resmi diluncurkan oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Dalam acara yang berlangsung secara virtual dari Bali, beliau mengumumkan pengoperasian dan pembangunan beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang tersebar di 15 provinsi.

“Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, saya Prabowo Subianto, meresmikan langkah penting dalam pengembangan energi terbarukan di tanah air,” ungkapnya. Pada Kamis, 26 Juni 2025,

“Serta dimulainya pembangunan lima pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia,” ungkap Presiden.

Dikarenakan cuaca yang tidak memungkinkan, Prabowo menyampaikan permohonan maaf karena tidak dapat hadir secara langsung di acara peresmian yang berlangsung di PLTP Blawan Ijen Unit 1, Bondowoso, Jawa Timur.

Dalam sambutannya, Presiden menjelaskan bahwa pengoperasian dan pembangunan PLTP serta PLTS di 15 provinsi ini adalah bagian dari upaya Indonesia untuk mencapai swasembada energi.

Ia berpendapat bahwa kemerdekaan sebuah bangsa sangat tergantung pada sejauh mana bangsa tersebut dapat memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya serta memastikan kehidupan yang layak bagi warganya. Dalam konteks ini, energi memainkan peran yang krusial bagi kehidupan bangsa di abad ke-21.

Presiden mengungkapkan rasa syukur atas anugerah potensi kekayaan sumber energi terbarukan yang luar biasa yang dimiliki Indonesia, dan mengingatkan bahwa pengelolaan yang baik atas potensi tersebut sangatlah penting.

Prabowo menekankan bahwa peluncuran dan pembangunan 55 pembangkit energi baru dan terbarukan ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk mencapai kemandirian energi.

“Kita akan mandiri dan dapat memenuhi kebutuhan energi seluruh rakyat Indonesia dengan cara yang efisien dan ekonomis,” kata Kepala Negara.

Acara peresmian ini mencakup pengoperasian PLTP Blawan Ijen Unit 1 serta sejumlah proyek energi terbarukan lainnya yang sudah berada dalam tahap operasi komersial maupun dalam proses pembangunan.

PLTP Blawan Ijen Unit 1, yang resmi memulai operasi komersialnya pada 9 Februari 2025, memiliki kapasitas pembangkit sebesar 34 megawatt (MW) dan berpotensi memberikan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp15 miliar per tahun.

Jika pengembangan lanjut dilakukan untuk meningkatkan kapasitas PLTP Blawan Ijen Unit 1 menjadi 110 MW, diharapkan potensi PNBP akan meningkat menjadi Rp39 miliar per tahun.

Potensi bonus produksi dari kapasitas yang ada saat ini sebesar 34 MW diperkirakan mencapai Rp2,1 miliar, dan jumlah tersebut bisa meningkat menjadi Rp6,9 miliar jika kapasitasnya ditingkatkan menjadi 110 MW.

Sebagai fasilitas PLTP pertama di Jawa Timur, PLTP Blawan Ijen Unit 1 dilengkapi dengan 83 menara transmisi dan jaringan transmisi 150 kV, yang bertujuan untuk memperkuat stabilitas sistem kelistrikan di wilayah Jawa-Bali serta menyediakan pasokan listrik untuk sekitar 85.000 rumah tangga.

Selain peresmian PLTP Blawan Ijen Unit 1, dua PLTP lainnya, yaitu PLTP Sorik Marapi Unit 5 dan PLTP Salak Binary, juga turut diresmikan.

PLTP Sorik Marapi Unit 5, yang mulai beroperasi pada 1 Februari 2025, memiliki kapasitas sebesar 41,25 MW dan terletak di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Proyek ini memerlukan investasi sebesar 52,9 juta dolar AS dan diperkirakan dapat memberikan tambahan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) serta bonus produksi mencapai Rp12,56 miliar per tahun.

Sementara itu, PLTP Salak Binary, yang resmi memulai operasinya pada 8 Februari 2025, memiliki kapasitas 16,15 MW dan berlokasi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Dengan nilai investasi sebesar 45,5 juta dolar AS, proyek ini juga diharapkan dapat memberikan potensi tambahan PNBP dan bonus produksi sekitar Rp5,2 miliar per tahun.

Dalam kesempatan ini, juga dilakukan peletakan batu pertama untuk lima proyek PLTP baru dengan total kapasitas mencapai 260 MW. Salah satunya adalah PLTP Patuha Unit 2 yang memiliki kapasitas 55 MW dan terletak di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dengan nilai investasi sebesar 211,16 juta dolar AS. Proyek ini diperkirakan dapat memberikan potensi tambahan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) serta bonus produksi senilai Rp95,1 miliar per tahun.

Selain itu, terdapat juga PLTP Salak Unit 7 yang ditargetkan mulai beroperasi pada Desember 2026, dengan kapasitas 40 MW dan berlokasi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Dengan nilai investasi 153,7 juta dolar AS, proyek ini memiliki potensi tambahan PNBP dan bonus produksi sebesar Rp58,8 miliar per tahun.

PLTP Wayang Windu Unit 3, yang bertarget untuk memulai operasi pada Desember 2026, memiliki kapasitas sebesar 30 MW dan terletak di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Proyek ini mengharuskan investasi sebesar 120 juta dolar AS dan diperkirakan dapat memberikan potensi tambahan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) serta bonus produksi mencapai Rp44,1 miliar per tahun.

Di sisi lain, PLTP Muaralaboh Unit 2, yang ditargetkan untuk mulai beroperasi pada April 2027, memiliki kapasitas 80 MW dan berlokasi di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat. Proyek ini memerlukan investasi sebesar 417 juta dolar AS dan diperkirakan dapat memberikan potensi tambahan PNBP dan bonus produksi sebesar Rp29,5 miliar per tahun.

PLTP Ulubelu Gunung Tiga, yang ditargetkan untuk memulai operasi pada Desember 2029, memiliki kapasitas 55 MW dan terletak di Kabupaten Tanggamus, Lampung. Proyek ini membutuhkan investasi sebesar 36,52 juta dolar AS dan diprediksi dapat memberikan potensi tambahan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) serta bonus produksi sebesar Rp34,5 miliar per tahun.

Selain itu, dalam peresmian ini juga termasuk 47 unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan total kapasitas 27,8 MW, yang tersebar di 11 provinsi dan mampu menyediakan akses listrik untuk 5.383 rumah tangga.

Sebanyak 11 provinsi terlibat dalam proyek ini, antara lain: Provinsi Bali dengan 1 unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 25 MW dan nilai investasi 20,55 juta dolar AS; Jawa Timur dengan 7 unit PLTS yang memiliki total kapasitas 0,52 MW dan investasi Rp29,2 miliar; NTT dengan 11 unit PLTS total kapasitas 0,69 MW dan investasi Rp14,43 miliar; serta Kalimantan Barat dengan 2 unit PLTS yang memiliki total kapasitas 0,14 MW dan investasi Rp12,88 miliar.

Provinsi Kalimantan Timur memiliki 5 unit PLTS dengan total kapasitas 0,12 MW dan investasi Rp1,81 miliar; Kalimantan Utara dengan 2 unit PLTS total kapasitas 0,08 MW dan investasi Rp7,02 miliar; Sulawesi Utara yang memiliki 3 unit PLTS dengan total kapasitas 0,54 MW dan investasi Rp24,15 miliar; serta Maluku dengan 2 unit PLTS total kapasitas 0,1 MW dan investasi Rp9,2 miliar.

Di Maluku Utara, terdapat 21 unit PLTS dengan total kapasitas 0,005 MW dan investasi Rp4,6 miliar; Papua memiliki 5 unit PLTS dengan total kapasitas 0,26 MW dan investasi Rp14,51 miliar; serta Papua Barat dengan 8 unit PLTS total kapasitas 0,29 MW dan investasi Rp11,88 miliar.

Acara peresmian yang penting ini dihadiri oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah, Bupati Bondowoso Abdul Hamid Wahid, dan Direktur Utama PT Medco Energi Internasional Hilmi Panigoro.

slide 1
selaras 1 Muharam
1 Muharam
Image Slide 1
Image Slide 2
selaras 1 Muharam
1 Muharam